MAKALAH
Perkembangan
Kesultanan Perlak
Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam Indonesia Pra-Kolonial
Dosen pengampu:
Zuhrotul Latifah, S.Ag., M.Hum

Disusun oleh:
1.
Aditya Ayu Puspa Sari
2.
Nafi’ Rotus Sholikah
PROGRAM
STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS
ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan
bukti sejarah yang ada, Sumatra merupakan daerah Indonesia yang pertama yang
mendapat pengaruh dari Islam. Secara geografis, sangat memungkinkan karena
Pulau Sumatra yang terletak di Bagian Barat dari Kepulauan Indonesia.[1]
Peureulak
adalah nama suatu daerah di wilayah Aceh
Timur yang banyak ditumbuhi Keyei Peureulak atau Kayu Perlak. Pada abad ke-8 M,
Perlak menjadi tempat persinggahan kapal-kapal niaga orang-orang Arab dan
Persi.[2]
Kesultanan Perlak adalah kesultanan pertama di Nusantara yang berkuasa pada
tahun 840-1292 M. Perlak merupakan suatu daerah penghasil kayu perlak yang
digunakan sebagai bahan dasar kapal. Pendiri kesultanan Perlak adalah Sultan
Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Syah, penganut madzab Syiah.[3]
B.
Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini, menjelaskan mengenai perkembangan kesultanan Islam di Sumatra
dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan perannya dalam penyebaran Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Berdirinya Kesultanan Perlak
Nama
Perlak berasal dari nama “kayu Perlak”. Kayu ini sangat baik untuk dijadikan
bahan pembuatan perahu atau kapal, sehingga banyak orang datang mengambil kayu
tersebut. Atas dasar itulah daerah penghasil “ kayu Perlak” ini disebut dengan
“ Negeri Perlak”. Dalam perkembangan berikutnya, para pedagang atau pengembara
yang datang dari Cina, Arab, Persi, dan India singgah ke wilayah tersebut
“Negeri Perlak” dengan sebutan “Bandar Perlak”.
Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di negeri Perlak
telah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Perlak. Raja yang berkuasa
bergelar Meurah, kira-kira sama artinya dengan Maharaja. Perkembangan
Perlak semakin baik ketika dipimpin oleh Pangeran Salman, seorang pangeran yang
memiliki darah kisra Persia. Keturunan dari Pangeran Salman inilah yang
kemudian menikah dengan Muhammad Ja’far Shiddiq dan akhirnya menjadi cikal
bakal dari Kesultanan Perlak.[4]
Menurut Wan Hussein Azmi, Perlak adalah kesultanan
pertama di Indonesia. Pendapat Wan Husein ini didasarkan pada catatan Idhar
Al-Haq sebuah naskah melayu karya Abu Ishak Makarani Al- Fasy . Dalam catatan Idhar Al-Haq pada tahun 790 M berlabuh
sebuah kapal layar di Bandar Perlak . Kapal tersebut membawa ratusan juru
dakwah yang di nahkodai oleh Khalifah , yang datang dari Teluk Kumbay, Gujarat[5].
Salah satu juru dakwah itu adalah Ali bin Muhammad ja’far Sidiq. Ali bin
muhammad ja’far Shiddiq adalah seorang muslim bermazhab syah yang memberontak
kepada khalifah Makmun. Dalam pemberontakan itulah Ali bin Muhammmad Ja’far Shiddiq
mengalami kekalahan, namun khalifal Al Makmun tidak memberikan hukuman yang
berat. Kalifah hanya memrintahkan kepada Ali untuk berdakwah keluar dari negeri
Arab, karena itulah Ali bin Muhammad Ja’far mengikuti rombongan dakwah ke Nusantara
.
Putra pertamanya itu bernama Syed Maulana Abdul Azis
Syah dan berhasil mendirikan Kesultanan Perlak pada hari selasa Satu hari bulan
Muharram tahun 225 H/ 840M, sebagai Kesultanan
Islam pertama di bumi Nusantara. Setelah menjadi sultan, ia diberi gelar Sultan
Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Azis Syah memerintah hingga tahun 864 M.[6]
B.
Perkembangannya
Adapun
para sultan yang memimpin Kerajaan Perlak adalah setelah Sultan Alauddin Sayyid
Maulana Abdul Azis Shah (225-249 H/ 840-864 M), adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana
Abdul Rahim Shah (249-285H/ 864-888M), dan Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas
Shah (285-300H/888-913M).[7] Pada
masa pemerintahan baginda (aliran syi’ah), aliran Sunni mulai berkembang dalam
masyarakat dan sangat tidak disukai aliran syi’ah. Pada akhir pemerintahan
sultan ketiga terjadi perang saudara antara dua golongan tersebut.[8]
Setelah
wafatnya Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Syah tidak ada pelantikan sultan di
Kesultanan Perlak. Hal itu disebabkan oleh tidak kondusifnya suasana Kesultanan
Perlak, karena adanya perang saudara dikalangan rakyat Perlak, yaitu antara
pengikut Sunni dengan pengikut Syi’ah. Setelah dua tahun dari wafatnya Sultan
Alaiddin Syed Maulana Abbas Syah, maka dilantiklah Syed Maulana Ali Mughayat
Syah sebagai sultan yang baru dan hanya berkuasa selama tiga tahun, yaitu
915-918 M. Diakhir masa pemerintahannya terjadi
lagi pertikaian antara pengikut Sunni dan pengikut Syi’ah. Dalam
pertikaian ini kaum Sunni memperoleh kemenangan, sehingga sultan yang akan
berkuasa selanjutnya di Kesultanan Perlak adalah sultan-sultan dari kaum Sunni.
Berikut nama-nama sultan yang berkuasa di Kesultanan Perlak;
1.
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah Johan
Berdaulat, memerintah tahun 306-310 H/ 928-932 M.
2. Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat, memerintah tahun 310-334 H/
932-956 M.
3.
Sultan Makdum Alaiddin Abdul Malik Syah Johan
Berdaulat, memerintah tahun 334-362H/ 956-983 M.[9]
Pada
akhir masa pemerintahan Abdul Malik Syah terjadi lagi konflik antara Sunni dan Syi’ah,
konflik itu terjadi selama empat tahun dan diakhiri dengan perjanjian
persetujuan damai dengan membagi wilayah kesultanan Perlak menjadi dua, yaitu;
a.
Perlak bagian pesisir dikuasi oleh kaum Syi’ah. Perlak
pesisir dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Syah, yang berkuasa pada
tahun 976-988 M.
b.
Perlak bagian pedalaman dikuasai oleh Sunni. Perlak
pedalaman dipimpin oleh Makdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan berdaulat yang
memerintah pada tahun 986-1023 M.
Pada
tahun 986 M, kerajaan Budha Sriwijaya melakukan perlawanan terhadap kesultana
Perlak pesisir. Dalam perang ini Sultan Alaiddin Syed Maulana Syah sultan
perlak pesisir wafat. Kesultanan perlak secara keseluruhan di kuasai oleh
Sultan perlak pedalaman yang beraliran suni, yaitu Sultan Makdum Alaiddin Malik
Ibrahim Syah Johan berdaulat. Perang antara kesultanan Perlak berahir pada
tahun 1006 M, ketika Sriwijaya mengundurkan diri untuk menghadapi kerajaan
Darmawangsa di pulau Jawa. Setelah berahirnya perang antara Kesultanan perlak
dengan kerajaan Budha Sriwijaya, selanjutnya Perlak dipimpin oleh keturunan
Sultan Malik Ibrahim Syah dari kaum Sunni.
Berikut
nama sultan yang berkuasa di Kesultanan Perlak setelah mangkatnya Sultan Malik
Ibrahim Syah :
1.)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat,
memerintah tahun 1023-1059 M.
2.) Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Mansyur Syah Johan Brdaulat, memerintah tahun 1059-1078 M.
3.) Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Abdullah Syah Johan Berdaulat, memerintah tahun 1078-1119 M.
4.) Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Ahmad Syah Johan Berdaulat, memerintah tahun 1119-1135 M.
5.) Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat, memerintah tahun 1135-1160 M.
6.) Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Usman Syah Johan Berdaulat, memerintah tahun 1160-1173 M.
7.) Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Muhammad Syah Johan Berdaulat, memerintah tahun 1173-1200 M.
8.) Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Abdul Jalil Syah Johan Berdaulat, memerintah tahun 1200-1230 M.
9.)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syad II
Johan Berdaulat, memerintah tahun 1230-1267 M.
Sultan
Muhammad Amin Syad II memiliki dua orang putri, yaitu putri Ratna Kumala dan
putri Gangga. Putri pertama dinikahkan dengan Sultan Malaka yaitu Sultan Mahmud
Syah alias Prameswara dan putri pertama dinikahkan dengan Al Malik Al Shaleh.
10.)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Azis Syah Johan
Berdaulat, memerintah tahun 1267-1292 M.
Sultan
Malik Abdul Azis adalah sultan terakhir dari Kesultanan Perlak. Setelah dirinya
wafat, Kesultanan Perlak digabungkan dengan Kesultanan Samudra Pasai pada masa
pemerintahan Sultan Malik Al- Zahir putra Malik Al- Shaleh.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kesultanan
Perlak merupakan Kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berdiri pada tahun
225 H/ 840 M dan rajanya Syed Maulana Abdul Azis Syah, yang merupakan keturunan
Syi’ah. Banyak terjadi peperangan diantara Syi’ah dan Sunni yang pada akhirnya
terjadi perdamaian dengan dibagi wilayahnya menjadi dua, yaitu Perlak Pesisir
bagi golongan Syi’ah dan Perlak Pedalaman bagi golongan Sunni.
Sultan
Makhdum Alaiddin Malik Abdul Azis Johan Berdaulat adalah sultan terakhir dari
Kesultanan Perlak. Sultan Malik Abdul Azis adalah sultan terakhir dari Kesultanan
Perlak. Setelah dirinya wafat, Kesultanan Perlak digabungkan dengan Kesultanan
Samudra Pasai pada masa pemerintahan Sultan Malik Al- Zahir putra Malik Al-
Shaleh
DAFTAR
PUSTAKA
Darmawijaya.Kesultanan
Islam Nusantara.Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2010.
Hasymy.Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di
Indonesia._____:Percetakan Offset,1993.
Supriyadi,
Dedi.Sejarah Peradaban Islam.Bandung: Pustaka Setia,2008.
Syaefudin, Machfud.Dinamika Peradaban Islam:
Perspektif Historis.Yokyakarta:
Pustaka Ilmu,2013.
Yusuf,
Mundzirin.Sejarah Peradaban Islam di Indonesia.Yogyakarta: Pinus,2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar